artikel

Study Tour pada Saat Liburan dan Akhir Tahun, Belajar atau Jalan-jalan?

Libur akhir tahun sedang berlangsung di seluruh  Indonesia. Liburan ini bertepatan dengan menyambut Natal dan Tahun Baru atau istilah baru adalah (Nataru). Semua sekolah seperti membeku. Tidak ada kegiatan yang menggairahkan..Ruang – ruang kesepian dari candaan manja. Susana  anak – anak berlarian serta bercanda ria  di sela -sela pembelajaran seperti ditelan bumi. Kelas – kelas menggigil digigit musim hujan dalam sepekan ini. 

study tour

Nampaknya para siswa, guru dan orang tua tak mau menyia – nyiakan kesempatan ini. Jauh – jauh hari sebelum liburan berlangsung , mereka sudah menyiapkan segala sesuatu. Mulai dari memboking Home Stay ( penginapan) lebih awal sampai pada barang -barang yang harus disiapkan sebelum berangkat. 

Mereka memilih lokasi yang sejuk , indah nyaman dan menyenangkan. Daerah – daerah puncak pengunungan nan dingin menjadi incaran selama liburan berlangsung. 

Biasanya, mereka pergi menginap selama satu atau dua hari di musim liburan.  Kadang – kadang mereka pergi bersama orang tua sendiri atau pergi bersama rombongan sekolah yang dijaga, dikawal, dan dikoordinir oleh guru. 

Mereka yang pergi dikoordinir oleh guru ke tempat -tempat parawisata tersebut, membungkus momet ini dengan berbagai merek, mulai dari Study Tour, Tour Religi, dan  Wisata Sejarah.

Pertanyaan yang muncul adalah apakah nama atau merek yang digunakan hanya sebagai  media untuk melegalkan kegiatan yang dilaksanakan? Atau mungkin semacam gagah -gagahan saja biar mudah melenggang dan mendapat izin orang tua siswa?

Study Tour akhir tahun yang dilaksanakan oleh pihak sekolah berbalut pendidikan  patut dipertnyaakan.Adakah efektivitas yang muncul terhadap perkembangan  pola pikir  siswa? Selanjutnya apakah kegiatan ini hanya sebagai jalan – jalan dan menikmati pemandangan saja sekedar melepaskan penat dari masa belajar selama satu semester?  

Sebenarnya kalau mau dikaji jauh lebih detail terdapat beberapa manfaat dari Study Tour yang dilakukan selama ini.. Akan tetapi yang menjadi pertimbangan adalah apakah lebih banyak dampak negatif atau positif terhadap perkembangan karakter peserta didik? Jawaban atas pertanyaan tersebut sangat diperlukan , karena Studi Tour ini banyak menghabiskan uang orang tua siswa.

Untuk orang tua dan siswa yang tingkat ekonominya tinggi, penulis berpikir itu bukan suatu halangan. Akan tetapi , apabila kondisi ekonomi orang tua siswa memprihatinkan, Study tour yang dibuat berbalut nilai nilai pendidikan patut dipertnyaakan keberadaannya. 

Salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran masa kini adalah pembelajaran berbasis Contetxtual Teaching and Learning ( CTL). Sebelum melaju lebih jauh tentang pendekatan Contetxtual Teaching and Learning ( CTL) adakala baiknya  pembaca diarahkan untuk memahami apa sih makna konsep  “Pendekatan” pada  istilah  Contetxtual Teaching and Learning (CTL) yang sering digunakan dalam pembelajaran di sekolah. 

Pendekatan adalah suatu cara yang dibutuhkan untuk mendekati objek. Objek yang dimaksud pada tataran bahasan di atas adalah “Siswa “.  Ketika objek ini didekati untuk melangsungkan pembelajaran yang bersifat menyenangkan , maka model pembelajaran Contetxtual Teaching and Learning (CTL) sangat cocok untuk hal tersebut. 

Pendekatan Contetxtual Teaching and Learning  (CTL)adalah suatu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengenalkan. Siswa secara langsung pada materi yang dipelajari. Pendekatan ini memiliki aspek  dan sintax tersendiri yang bisa digunakan. Kedua sintax (langkah) dan aspek ini dapat dipilih sesuai dengan karakteristik materi yang disajikan. 

Berkaitan dengan Study Tour yang digadang – gadang guru selama ini sebagai wujud pengenalan materi kepada peserta didik lebih mudah diaplikasikan dalam pembelajaran. Pendekatan ini sangat cocok digunakan pada kegiatan Studi Tour.

 Alangkah baik guru yang mengajar  dapat melakukan  kolaborasi sesama guru lain. Artinya, setiap mata pelajaran atau materi yang akan dipelajari diatur dan dikondisikan sedemikian rupa pada kegiatan  Study Tour 

Teknik kolaborasi yang digunakan sangat tergantung pada tujuan masing- masing pembelajaran yang ingin dicapai. Akan tetapi,  yang perlu dipahami bahwa siswa dalam konteks ini melakukan  Study Tour. 

Apapun pembelajaran yang disetting harus bernuansa santai tidak kaku seperti belajar di sekolah. Setiap pembelajaran yang diberikan pada saat studi tour adalah siswa tidak menyadari bahwa mereka sedang dieksplorasi minat, bakat, dan motivasi sambil menikmati alam. 

Ada satu falsafah yang berkembang  dalam konteks Contetxtual Teaching and Learning (CTL) adalah  mendekatkan siswa dengan materi pelajaran. Misalnya seorang guru sedang berusaha menjelaskan tentang situs -situs sejarah di suatu daerah ataupun materi tentang zat yang dimiliki oleh air laut. 

Secara logika tidak mungkin guru tersebut memasukkan laut ke dalam ruang kelas. Akan tetapi,  melalui pendekatan Contetxtual Teaching and Learning ( CTL) guru dapat membawa peserta didik menuju situs -situs sejarah yang dibungkus dengan Study Tour yang diadakan setiap akhir semester. 

Melalui belajar secara langsung pada alam dan menjadikan alam sebagai objek pembelajaran, siswa lebih mudah memahami setiap materi secara langsung. Melalui hal tersebut, siswa dijauhkan dari rasa halusinasi dan daya hayal tentang materi yang dipelajari.

Selanjutnya apabila Studi Tour Ini betul- betul dilakukan, bukan hanya slogan untuk mendapatkan restu orang tua siswa pada musim liburan, ini akan memberikan dampak positif terhadap perkembangan pola pikir siswa.

Memiliki Pengalaman Menarik

Setiap manusia pasti mempunyai hasrat atau keinginan untuk menikmati sesuatu melalui kegiatan berpergian. Kegiatan berpergian ( healing) adalah suatu kebutuhan naluri setiap individu. Hasil yang didapat dari kegiatan berpergian adalah sebuah pengalaman menarik pada setiap individu. 

Siswa selaku generasi penerus, tentunya  belajar itu tidak hanya berpatok pada materi dan ruang kelas semata. Study Tour dalam hal ini mampu memberikan ruang gerak bagi siswa untuk melakukan eksplorasi diri tentang alam dan mengalaminya sendiri . Ini berfungsi sebagai wujud pengalaman di masa yang akan datang. 

Pengalaman – pengalaman menarik yang didapat akan dijadikan sebagai sandaran dalam bersikap dan bertindak. Apalagi pengalaman – pengalaman menarik tersebut ditulis dalam bentuk cerpen, puisi atau apa saja yang dapat dibagikan kepada orang lain..Berbagi pengalaman dari peristiwa melihat dan memahami sendiri suatu kondisi alam  memiliki kelebihan tersendiri bagi setiap siswa. 

Selain itu,  pengalaman- pengalaman menarik yang didapat dalam Studi Tour dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dalam melakukan suatu penilaian terhadap suatu objek. Perbandingan – perbandingan tersebut telah menuntut siswa untuk berkolaborasi sesama teman dan menghasilkan konsep- konsep baru pada setiap materi pembelajaran yang dipelajari. 

Meningkatkan Motivasi Belajar

Motivasi  merupakan suatu kondisi psikologis yang muncul dari dalam dan luar setiap individu. Motivasi ini dipengaruhi oleh faktor- faktor yang datang dari dalam dan luar. Kadang- kadang kedua motivasi yang sudah disebutkan di atas bisa muncul karena adanya penyegaran. Penyegaran tersebut dapat berupa  jalan – jalan atau berpergian menikmati udara segar. 

Bagi siswa, hal ini merupakan sebuah kebutuhan jiwa. Setelah belajar di kelas dengan sejumlah tugas pelajaran yang berkaitan dengan angka dan segerombolan bahasa.. Rasanya sudah menjadi kebutuhan, jika Studi Tour dijadikan sebagai obat penghilang stres dalam menghadapi  kepenatan dalam belajar. 

Secara pribadi, penulis merasakan ada semacam kesegaran pikiran  sekembalinya dari sebuah Studi Tour yang penulis lakukan bersama siswa selama libur tahun baru. Penulis meyakini hal tersebut juga dirasakan oleh siswa sebagai objek Study Tour. Kesegaran tersebut telah memicu semangat dan motivasi untuk cepat -cepat kembali ke sekolah bercanda ria tentang materi -materi baru pada semester lanjutan

Bagi siswa hal ini sesuatu yang dinanti hadir kembali ke sekolah dengan semangat baru, cerita baru dan pengalaman baru selama liburan berlangsung.  Dari sinilah muncul sebuah motivasi belajar bagi siswa setelah melalui liburan melalui program Studi Tour.

sebagai penutup, penulis menambahkan bahwa sebaiknya Studi Tour yang dilaksanakan pada saat liburan dan tahun baru dapat dijadikan refleksi untuk masa yang akan datang. Setiap Studi Tour yang dilakukan dan melibatkan para siswa sudah seyogyanya dirancang secara bersistem, sehingga berdampak positif pada perkembangan jiwa dan karakteristik peserta didik. 

Sebagai penegasan ulang bahwa Studi Tour yang dilakukan  melibatkan pihak sekolah dan guru bukan sebagai jalan -jalan semata serta memudahkan izin dari orang tua siswa. Ada dampak yang didapat oleh siswa sebagai objek Studi Tour dan guru sebagai penggerak kegiatan pada saat kembali ke sekolah  dan belajar kembali pada semester kedua. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *